• Kamis, 21 September 2023

Nurhalimah Butuh Kejelasan dari PJT II Jatiluhur Soal Pipa Air Bertekanan Tinggi di Lahannya

- Senin, 11 September 2023 | 18:08 WIB
Lahan milik warga di Kampung Conggeang, Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao terdampak aktivitas bisnis PJT II Jatiluhur (Ita Nina Winarsih/Lensapurwakarta.com)
Lahan milik warga di Kampung Conggeang, Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao terdampak aktivitas bisnis PJT II Jatiluhur (Ita Nina Winarsih/Lensapurwakarta.com)

LENSA PURWAKARTA - Nurhalimah (34) warga Kampung Conggeang, Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta, sampai saat ini masih menunggu kejelasan dari Jasa Tirta II terkait adanya pipa saluran air baku di lahan miliknya.

Pasalnya, akibat dari adanya pipa air bertekanan tinggi itu pihaknya tak bisa membangun rumah. Dengan kata lain, Nurhaliham merasa dirugikan dengan aktivitas bisnis perusahaan Jasa Tirta II Jatiluhur ini.

"Kami berharap, pihak PJT II Jatiluhur bisa menjelaskan terkait keberadaan pipa air yang ada di lahan milik kami ini," ujar Nurhalimah saat ditemui Lensapurwakarta.com, belum lama ini.

Baca Juga: Duet Anies-Muhaimin Bawa Angin Segar Buat DPD Partai NasDem Purwakarta, Ini Target Kemenangannya!

Dengan kata lain, lanjut dia, pihaknya butuh kejelasan kalau memang lahan miliknya akan digunakan untuk jalur pipa tersebut.

"Kalau memang mau disewa, ya harus jelas. Tapi kan sampai saat ini gak ada kejelasan. Lagian, saya juga baru tahu ada pipa air di tanah saya itu baru-baru ini. Selama ini mah gak tahu," seloroh dia.

Nurhalimah mengaku, sampai saat ini masih merasa heran kenapa sampai ada pipa berukuran cukup besar di lahan miliknya itu. Imbasnya, lahan seluas 452 meter persegi milik ini menjadi tanah mati yang tidak bisa digunakan untuk apapun.

"Kalau lahan pasif seperti ini, dijual pun pasti tidak akan laku. Dulu juga sempat ada yang mau menyewa lahan ini. Tapi karena ada pipa bertekanan tinggi di bawahnya, jadi mereka pada gak mau karena takut meledak," seloroh dia.

Sepengetahuan dirinya, pipa tersebut selama ini digunaka untuk menyuplai air baku dari Waduk Jatiluhur menuju salah satu perusahaan di wilayah Kabupaten Karawang.

"Pipa airnya sebesar perut kerbau. Kebayang kalau meledak, itu tekannya seperti apa," kata dia.

Nurhalimah mengaku, lahan tersebut merupakan warisan dari mendiang kakeknya. Pihaknya pun tak habis pikir, kenapa sampai ada saluran air betekanan tinggi di lahan miliknya itu. Dia pun tak tahu persis awal mulanya sampai ada pipa air yang membentang di lahannya ini. Yang jelas, dirinya merasa dirugikan karena tanahnya menjadi lahan mati.

"Intinya, kami perlu kejelasan dari perusahaan yang punya pipa ini," pungkasnya. ***

Editor: Ita Nina Winarsih

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X