• Kamis, 21 September 2023

Pipa Air Bertekanan Tinggi Milik PJT II Jatiluhur Mengganggu Warga Imbasnya Batal Bangun Rumah

- Kamis, 7 September 2023 | 16:34 WIB
Lahan milik warga di Kampung Conggeang, Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao terdampak aktivitas bisnis PJT II Jatiluhur (Ita Nina Winarsih/Lensapurwakarta.com)
Lahan milik warga di Kampung Conggeang, Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao terdampak aktivitas bisnis PJT II Jatiluhur (Ita Nina Winarsih/Lensapurwakarta.com)
 
LENSA PURWAKARTA - Warga Kampung Conggeang, Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta, merasa terganggu dengan adanya pipa air bertekanan tinggi. Pipa tersebut, digadang-gadang milik PJT II Jatilihur yang bermuara ke pompa air di wilayah Parung Kadali, Kabupaten Karawang.
 
Salah satu warga yang mengeluhkan keberadaan pipa air itu, adalah Nurhalimah (34 tahun). Ibu dua anak ini, merasa aneh di tanah miliknya ada pipa air yang ternyata milik PJT II Jatiluhur.
 
"Tanah ini, warisan peninggalan kakek. Tapi, saya aneh saja kenapa ada pipa di tanah kami. Padahal, kami tidak pernah menjual ataupun menyewakannya kepada PJT II Jatiluhur," ujar Nurhalimah.
 
 
Awal kasus ini terungkap, beberapa tahun yang lalu, dia dan suaminya berencana membangun rumah di tanah seluas 452 meter itu. Pasalnya, tanah tersebut sangat strategis di dekat Jl Raya Purwakarta-Karawang via Conggeang.
 
Saat itu, dirinya sudah membangun pondasi rumah dengan biaya sekitar Rp 18 juta. Tapi, saat pekerjaan terjadi pipa tersebut terkena galian. Akhirnya pekerja menghentikan bangunan pondasi tersebut.
 
Usut punya usut, ternyata pipa itu yang mengarah ke pompa air di Parung Kadali. Airnya, untuk kepentingan industri ke Kawasan Kujang.
 
Sehingga, Nurhalimah mengadukan masalah ini ke pihak perusahaan. Namun, perusahaan yang ada di Cikampek itu, tidak merasa memiliki pipa air tersebut. Lantaran mereka menyewa lahan dan membayar retribusi air langsung ke PJT II Jatiluhur.
 
Saat ini, Nurhalimah kebingungan dengan lahannya. Pasalnya, dia tidak bisa melanjutkan pembangunan rumahnya, lantaran ada pipa air bertekanan tinggi tersebut. Mengingat, di wilayahnya kerap kali ada kebocoran air yang bersumber dari pipa milik PJT II Jatiluhur itu.
 
"Kalau saya melanjutkan membangun rumah, takutnya membahayakan. Pipa airnya bocor bagaimana dengan rumah saya. Apalagi ini pipa bertekanan tinggi," ujarnya.
 
 
Akan tetapi, sampai saat ini pihak PJT II Jatiluhur belum sekalipun datang ke dirinya. Jangankan untuk melihat langsung kondisi pipa. Sekedar, meminta izin saja tidak pernah.
 
Nurhalimah menyebutkan, seharusnya pihak PJT II Jatiluhur datang. Membicarakan soal pipa yang kabarnya sebesar perut kerbau ini kepada warga yang terdampak.
 
"Kami harap sih ada kejelasan, misalkan mau disewa ya silahkan. Mau dibeli juga dengan senang hati," ujarnya seraya menambahkan kalau lahan tersebut sudah bersertifikat.
 
Jangan sampai pipa milik perusahaan BUMN ini, mengganggu masyarakat. Sebab, tanah tersebut tidak bisa dimanfaatkan. Lantaran, khawatir terjadi kebocoran yang fatal. 
 
Sementara itu, Staff Humas PJT II Jatiluhur, Susilo Sumoatmodjo, saat dikonfirmasi mengaku, akan segera berkordinasi dengan jajaran direksi. Karena, setahu dia, orang wilayah belum tahu posisi lahan yang dimaksud.
 
"Saya coba kordinasi dulu dengan wilayah. Karena, kordinat pembangunan rumah warga itu sendiri belum tahu," ujarnya singkat. ***

Editor: Ita Nina Winarsih

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X