Puasa Khawas, Sebuah Upaya Merekatkan Tiga Pecahan Besar Bulan Ramadhan

- Selasa, 28 Maret 2023 | 13:58 WIB
Aba Farhan, Direktur Lembaga Pelatihan Kader Ilahiyah, Yayasan TQN Cermin Hati, Kabupaten Purwakarta (Dok/Pribadi)
Aba Farhan, Direktur Lembaga Pelatihan Kader Ilahiyah, Yayasan TQN Cermin Hati, Kabupaten Purwakarta (Dok/Pribadi)

Selama ini umumnya umat muslim mengenal puasa sebagai lelaku menahan haus, lapar dan hal lain yang membatalkan.

Karena indikatornya adalah kitab fiqih, maka kesan yang muncul dalam puasa selalu bersifat material. Padahal, puasa merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya mengasah batin manusia.

Haus selalu diterjemahkan kondisi kurang minum. Lapar diterjemahkan dengan kondisi kurang makan.

Baca Juga: Hisab dan Rukyat, Ketunggalan Terpisah Istilah dan Tata Cara

Sementara hal yang membatalkan selalu diterjemahkan dengan persenggamaan suami istri atau ada barang materi yang masuk ke dalam tubuh. Hal itu kemudian menurut fiqih dipandang sebagai faktor penyebab batalnya puasa

Jika menggunakan definisi puasa umum ('aam), narasi di atas boleh diamalkan. Namun jika menggunakan definisi puasa khusus (khawas), maka makna puasa perlahan beralih kepada hal yang bersifat batin. Indikatornya bukan lagi material, namun sudah menjadi wilayah spiritual. 

Puasa khusus atau khawas dimaknai sebagai kemampuan indera manusia yang sudah tidak lagi menyerap hal negatif. Sehingga hati pengamal puasa tersebut tetap terpelihara.

Baca Juga: Dzikrullah, Solusi Bagi Penyakit Salah Kelola Kaderisasi Politik dan Birokrasi

Dia tidak mendengar sesuatu yang tidak harus didengar. Dia tidak melihat sesuatu yang tidak harus dilihat. Dia tidak berkata sesuatu yang tidak harus dikatakan dan dia tidak mengendus sesuatu yang tidak harus diendus. 

Saluran indra lahiriah ini memiliki efek kepada hati. Segala hal yang terdengar, terlihat, terendus dan terucap akan mempengaruhi suasana hati.

Namun akibat indera itu berpuasa, suasana hatinya tetap nyaman dan semua situasi dan kondisi. Tidak terpengaruh hiruk pikuk kehidupan. Inilah jenis puasa yang Allah swt janjikan pahala berupa ketakwaan atau sikap kehati-hatian dalam kehidupan. 

Baca Juga: Tradisi “Nganteuran” Kini Kabur Akibat Kebuasan Zaman

Tiga Pecahan Ramadhan

Pengamal puasa inilah yang mendapatkan keberkahan Ramadhan yang tercantum dalam Hadist Riwayat al-Baihaqi : 

Halaman:

Editor: Asep Mulyana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ini Hukum Menyikat Gigi dan Bersiwak Saat Puasa

Kamis, 30 Maret 2023 | 08:13 WIB
X